Saturday, November 5, 2011

Mengajarkan Agama Pada Anak

Oke, waktu bikin tulisan ini usiaku emang masih 19 tahun, aku belum punya anak dan belum berkeluarga. Aku juga sadar bahwa sebenarnya aku belum terlalu berhak untuk membuat tulisan ini. Tapi mau sedikit share soal pengalamanku, boleh kan? 
Kejadiannya waktu awal bulan Oktober 2011.. Adik temanku usianya 6 tahun dan baru saja masuk SD, sebut saja namanya Riko. Menurut temanku, Riko bukanlah tipe orang yang mudah bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, dia butuh waktu yang lama untuk bisa berani membuka pembicaraan dengan orang lain.
Suatu ketika, Riko pulang sekolah dengan muka yang lebih cemberut dari pada biasanya, raut mukanya mengisyaratkan ketakutan. Tapi anggota keluarga temanku menganggap hal itu adalah hal yang biasa, karena Riko memang selalu cemberut. Tapi ternyata itu bukanlah hal yang biasa, semenjak saat itu Riko jadi susah makan, minum susu juga kadang-kadang, bahkan makan makanan kesukaannya pun dia ga mau.. Riko sering berteriak-teriak dalam keadaan tidur, ketika dibangunkan dan ditanya apa dia mengalami mimpi buruk, dia tidak pernah menjawab. Karena tidak pernah makan dan mendapat stresor dari hal yang belum diketahui, akhirnya Riko demam tinggi. Setelah diperiksakan ke dokter, ternyata diketahui bahwa asam lambung Riko naik dan menyebabkannya harus bed-rest selama 3 hari. Kasihan :(
Masa bed-rest selesai, asam lambungnya sudah normal. Tapi Riko tetap saja berteriak-teriak dalam tidur dan dia tetap tidak mau bercerita tentang apa yang membuatnya berteriak.
Temanku menceritakan hal ini padaku dan meminta tolong padaku untuk mencoba menganalisanya. Sebenarnya aku agak gimanaaaa gitu waktu di minta tolong untuk menganalisa. Oh meeeenn, aku baru semester 3 dan ilmuku juga masih cetek banget. Tapi akhirnya aku membulatkan tekad untuk membantunya "Aku usahain, ya..." -i said
Aku memang sudah pernah bertemu dan berbicara dengan Riko beberapa kali saat aku sedang main ke rumah temanku. Yak benar mukanya sangat pucat, tidak terlihat seperti anak kecil pada umumnya. Waktu itu aku mendekat pada Riko dan ikut bermain dengannya. Kemudian aku memulai pembicaraan... *sedikit deg-deg-an waktu itu*
"Dek, tau ga? Dulu aku ga pernah berani keluar malem, apalagi kalo bulannya muncul..."
-Riko tidak merespon omonganku dengan kata-kata, tapi dia memandang ke arahku seolah memberi sinyal bahwa dia ingin mendengarkan cerita lanjutannya-
 "Kakakku membohongiku, katanya bulan itu suka makan anak kecil yang rambutnya keriting dan suka tidur terlalu malam. Dan aku percaya sama kakakku, soalnya kakakku kan sudah besar, sekolahnya juga sudah tinggi, jadi aku pikir dia pasti jauh lebih pintar dari aku dan lebih tau tentang semua hal. Sekarang aku sudah sebesar dia saat dia ngasi tau aku soal hal itu dan aku tau ternyata bulan ga makan orang atau siapapun. Aku dibohongin dan itu ga enak sama sekali, masalahnya waktu itu sampe sering kebawa mimpi, aku jadi takut sendiri kan.. Tiap hari mimpi buruk, siapa juga yang betah, tapi aku cuma diem, aku ga berani cerita soalnya kakakku pasti ngetawain aku."
-Aku khawatir banget ceritanya bakalan krik krik, tapi ternyata aku dapet fast response dari Riko, ini diluar prediksiku-
Riko kemudian mulai bercerita, aku ga terlalu inget secara pasti dia ngomong apa, masalahnya bahasa dia ribet dan sedikit susah dicerna. Aku akan menyampaikan garis besarnya..
Jadi ternyata, Guru Riko di sekolah baru saja bercerita tentang dosa dan neraka. Barang siapa banyak dosa, maka dia dia akan masuk neraka. Tidak menghabiskan makanan, tidak mengerjakan PR, mengejek teman, tidak memberi salam pada guru, itu termasuk dosa dan mereka yang sering melakukannya akan masuk neraka. Di neraka mereka akan dibakar di dalam api, dicambuk, tidak diberi makan, dan berbagai penyiksaan lainnya. Riko merasa dia sangat sering melakukan hal-hal yang digolongkan sebagai dosa versi gurunya, dia sangat takut masuk neraka. Hal ini sampai terus terbawa dalam mimpi di mana dia melihat neraka yang panas, neraka yang kejam. Kasihan Riko.. :(
Aku jadi punya kesimpulan awal, jadi sebenarnya faktor utama yang menyebabkan Riko sakit itu bukan asam lambung, tapi kondisi psikisnya. Dalam ilmu psikologi, hal ini dikenal dengan istilah psikosomatis. Psikosomatis adalah gangguan fisik yang disebabkan faktor kejiwaan dan sosial. Penyakit ini muncul sebagai akibat dari kondisi emosional seseorang, salah satunya karena merasa bersalah. Arikel lebih lengkap tentang psikosomatis bisa dibaca disini 
Agama saya mungkin berbeda dengan agama Riko dan saya juga tidak terlalu paham tentang ajaran agama yang dianut Riko dan keluarganya. Tapi saya cukup mengerti bahwa tidak seharusnya kita menggunakan cara yang demikian untuk mengajarkan agama pada anak-anak, tidak hanya agama, dalam segala aspek pun kita tidak boleh mengajarkan dengan cara mengancam atau menakut-nakuti, tolong perhatikan kesehatan mental anak tersebut.
Agama mengajarkan cinta, bukan? Dan untuk mengajarkan cinta kita harus menggunakan cinta. Aku cukup senang Riko mau bercerita padaku tentang hal yang dialaminya, sehingga aku bisa menjelaskan pada keluarga temanku dan memberikan beberapa pandanganku tentang cara-cara yang dapat dilakukan mereka untuk mengembalikan Riko ke kondisi semula, setidaknya tidak separah sekarang. Waktu itu aku menyarankan mereka untuk membeli buku-buku bergambar yang berisi cerita keagamaan dan mendongengkannya untuk Riko, lebih sering membahas hal-hal yang berhubungan dengan pahala dan surga yang sangat indah, dan memberi tahu pada Riko bahwa sebenarnya ada banyak hal kecil yang dapat kita lakukan yang dapat membantu kita mencapai surga, tentunya mereka harus mencontohkannya. Anak-anak lebih sering belajar dengan metode modelling -mencontoh dari apa yang mereka lihat.
Berdasarkan pengalaman itu aku jadi punya tekad untuk tidak membohongi anakku dengan hal-hal yang tidak real untuk menakut-nakuti mereka, hanya untuk membuat mereka menurut padaku. Yeah.. someday i will :)

No comments:

Post a Comment